
Jika anda ditanya oleh teman anda dari luar negeri yang berkunjung ke indonesia. Ada berapa musim di Indonesia? Maka anda harus menjawab ada tiga yakni kekeringan (kemarau), banjir (penghujan) dan yang paling lama masanya adalah musim kampanye. Bagi masyarakat indonesia yang tergolong masyarakar agraris musim Kemarau adalah saat yang tepat bagi para petani untuk menanam tanaman palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Dan untuk sebagaian masyarakat maritis ini adalah waktu yang tepat untuk melaut, ikan-ikan berada dalam koloni besar dan semakin mudah untuk ditangkap sehingga bisa menaikan penghasilan mereka. Musim penghujan adalah masa tanam bagi para petani yang biasanya ditandai dengan jatuhnya tahun baru cina imlek karena sawah-sawah akan menampung banyak air sehingga bisa untuk menanam padi. Dan untuk masyarakat pantai ini adalah masa krisis karena kegiatan melaut mereka akan terganggu selain karena hujan disertai badai yang membuat pandangan kabur apalagi dengan hanya mengandalkan perahu atau kapal sederhana karena banyak nelayan yang hilang atau perahu mereka ternggelam karena tertabrak oleh kapal tongkang atau terhempas badai yang datang. Musim hujan yang disambut dengan suka cita oleh kebanyakan orang tionghoa karena akan banyak pula rejeki yang datang jika turun hujan pda waktu imlek akan tetapi di sisi lain hal ini sekaligus sebagai pertanda buruk.
Efek prtambahan suhu bumi serta perubahan iklim atau yang biasa disebut dengan istilah global warming memang menimbulkan efek domino khususnya di indonesia. Pertama adalah dari segi ekonomi. Para pertani sekarang susah untuk bercocok tanam selain karena sawah ladang yang kian menyempit digantikan bangunan entah milik siapa juga karena semakin susahnya memprediksi datangnya musim penghujan atau musim kemarau yang tiba-tiba datang, dalam satu daerah dilanda banjir akan tetapi di daerah lain para petani tidak meladang karena lahannya kekeringan dan gagal panen karena pada saat menjelang panen musim hujan keburu datang, bakalan semakin banyak rakyat yang kelaparan nih jika pemerintah tidak melakukan tindakan antisipatif.(ngareeep)
Dari segi social banyak anak-anak dan balita yang menderita kekurangan gizi, busung lapar, dan kelaparan karena orang tua mereka tidak bisa bertani dan bercocok tanam. Dan yang paling menarik sekaligus memprihatinkan adalah dalam segi politik. Muncul musim baru yang disebut dengan musim kampanye. Bahkan waktu datangnya pun terkadang lebih cepat dari yang seharusnya. Hal yang sangat memusingkan para peneliti di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) dan para petugas KPU (Komisi Pemilihan Umum) serta panwaslu (dua diantara yang saya sebutkan tadi memang sengaja membiarkan hal itu terjadi) ini menjadi catatan besar pada sikap kedewasaan dan kesadaran politik rakyat Indonesia. Pemahaman kita masih pada tataran Politik Macheavelian atau menganggap politik sebagai kepentingan dan untuk itu setiap orang rela melakukan apapun demi kepentingannya bisa tercapai. Dan untuk itu mereka menghalalkan segala cara tanpa menghiraukan aturan dan tatib yang berlaku. Hal ini banyak terjadi di seluruh indonesia bukan hanya di daerah daja di ibu kota hal ini hampir dianggap lumrah. Kita sampai tidak bisa lagi melihat birunya langit dan merasakan hangatnya sinar mentari di pagi hari karena (selain tertutup oleh gedung-gedung tinggi menjulang) terhalangi oleh spanduk para caleg-capres yang dibentangkan menutupi birunya langit.
Bangsa indonesia yang mengaku sebagai bangsa yang demokratis baru bisa memahami demokrasi secara prosedural saja yang hanya terpaku pada prosedur dan proses yang ada dalam demokrasi itu sendiri tanpa mengetahui dan faham apa sebenarnya makna demokrasi yang sesungguhnya. Nilai-nilai demokrasi yang sangat menjunjung nilai-nilai manusiawi dan hak asasi ini harus tercoreng oleh tindakan bodoh yang reaksioner, fragmatis serta lebay akibat pemahaman kita yang masih cetek. Jika hal ini terus dibiarkan yang terjadi bukan terciptanya negara demokratis akan tetapi cheaos serta keterpurukan dan antiklimaks yang akan merugikan bangsa kita.(che)

No comments:
Post a Comment
suara kampoes siap menerima cacian dan makian konstruktif dari anda semua...! terima kasih atas komentarnya...